Sore
itu langit layuardi terlihat lebih cerah dibanding hari-hari
sebelumnya. lukisan alam terpahat indah di ufuk senja yang
merekahkemerah-merahan. Sungguh pencampuran gradasi yang sempurna.
cermin kesempurnaan Sang Pencipta. Pukul 04.00 waktu Indonesia bagian
Barat, aku tiba di rumah. Setelah meletakkan tas kerja kemudian
mengganti baju, kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Kulepas penat
yang sedari tadi menggelayuti setiap sendi tubuh ini. kipas angin yang
kunyalakan, perlahan menguapkan tetes-tetes keringat yang menyumbul dari
sela pori-pori.
Pukul 04.30, HP kecilku berdering pelan.
Mengerang-ngerang di atas meja. Dengan malas, tanganku berusaha meraih
benda kecil itu. Satu pesan SMS masuk di inbox. Dari saudara sepupu.
Langsung saja ku buka pesan itu. deretan kata yang begitu mendamaikan
hati sekaligus mengingatkan ku pada sosok luar biasa yang telah
mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam hidup ini.
“Assalamu’alaikum, sin td mlm Q mimp ktmu Bpkmu, Beliau lg prg k Msjd dg wjah yg snang m senyum.”
Subhanallah ini adalah yang ketiga
kalinya sepupu mengabarkan perjumpaannya dengan bapak saat ke masjid.
Dalam hati ku mengucap sejuta syukur atas berita baik ini. semoga ini
adalah cara Allah mengabarkan kepada kami bahwa Bapak sudah jauh lebih
bahagia di alam sana. Amin
SMS tersebut kembali mengingatkan ku pada
sosok laki-laki bijak yang dengan sabar dan ikhlas mendidik kami.
Menjadikan kami manusia yang mulia di hadapan Robb kami. Menanamkan
nilai-nilai agama semenjak kami masih kecil. Membenarkan cara kami
mengeja A Ba Ta. Mengajarkan kami gerakan-gerakan sholat. Saling
menghargai sesama dan hidup sederhana. Sesederhana kata yang beribu kali
kami ucapkan untuk memanggilnya, Bapak. Secuil kebersamaan yang begitu
indah untuk dikenang.
Ingatanku dengan mudah menjangkau secuil
peristiwa yang terjadi beberapa bulan silam. Saat raga begitu lelah
untuk mengikuti arus kehidupan, saat jiwa terasa begitu hampa. Sejuta
masalah seakan tak jua beranjak pergi dari kehidupan. Sepertinya aku
tengah galau. Ah, betapa aku tidak menyukai kata rapuh ini. aku
merindukan masa-masa kedekatanku denganNya. Saat aku dapat memadu kasih
denganNya disepertiga malam meski kantuk masih sering menyergap. Aku
merindukannya. Sosok bijaksana, guru sekaligus teman untuk berbagi.
Banyak masalah keluarga, pendidikan dan urusan umat sering menjadi bahan
diskusi kecil. Aku merindukan saat-saat itu. saat sawah dan ladang
menjadi tempat yang nyaman untuk bertukar pikiran. Bercerita tentang
kegiatan sekolah,Masjid, TPQ dan Remaja. Beliau adalah sosok yang
demokrat. Menghargai pendapat anak-anaknya. Thanks Dad for everything you have given to us. I’ll keep it all in my deep heart.
Maka malam itu, setelah sholat isya,
kupanjatkan do’a kecil. “Ya Robb, izinkan hamba berjumpa dengannya,
meski hanya dalam mimpi. Aku sungguh merindukannya. Aku butuh nasihat
bijaknya. Aku masih membutuhkan bimbingannya. Kabulkan do’a hamba ya
Robb. Amin”
Saat malam merangkak pelan, dan sunyi
seolah mendendangkan lagu perdamaian, kulabuhkan raga dalam gelap yang
semakin pekat hingga akupun terlelap. Dan subhanallah, dalam lelap itu
sosok yang tengah kurindukan itu datang menghampiri. Beliau memeluk
tubuh kecil ini, seolah hendak membisikkan kalimat singkat yang
mendamaikan, ‘semua akan baik-baik saja anakku’
Dedicated to my beloved father. You’re my power to stand on. Thanks for being my super Dad.
0 komentar:
Posting Komentar